Wednesday, October 29, 2008

you'll be mother to my child and child to my heart, you'll be lover in my bed and gun to my head, we must never be apart

sayonara gaga

sayonara gaga

Aku mempunyai sebuah kisah tuk dituturkan
Kadang terlalu sulit tuk menyembunyikannya dengan baik
Aku belum siap menghadapi musim yang akan datang
Terlalu gelap tuk melihat tulisan di dinding
Seorang pria dapat menceritakan sejuta kebohongan, aku telah belajar banyak akan hal itu
Semoga engkau telah belajar rahasia yang telah kupelajari sampai kemudian terbakar didalamnya
Aku tahu dimana letak keindahan
Aku telah pernah melihatnya
Aku tahu kehangatan yang diberikannya
Sinar yang tak pernah engkau lihat bersinar didalamnya dan engkau tidak dapat mengambilnya dariku
Kebenaran tak pernah tinggal jauh dibelakang
Engkau menyembunyikannya dengan baik
Bila aku harus menceritakan suatu rahasia yang telah kuketahui akankah hasrat itu kembali dan sepenuhnya kumiliki
Dan bila aku melarikan diri
Aku tak pernah punya kekuatan tuk pergi jauh
Suatu kehidupan yang tidak ada penyesalan didalamnya bersamamu
Seiring jalan yang ditempuh, dosa jangan jadi alasan beban Ampunkanlah dan itu pasti sirna hilang dan musnah olehNya
Jangan melihat kembali kepadaku
Tetapi lupakanlah
Dan kagumilah setiap jalan hidupmu dan hidup akan mengagumkanmu.
Jangan berpikir engkau telah gagal hanya karena ada seorang lain
Engkau adalah cinta pertamaku yang sebenarnya
Dan semua yang pernah dan telah kukatakan, aku bersumpah masih benar
Karena tak ada orang lain yang memiliki bagian yang kuberikan padamu.
Pernah ada padang-padang rumput hijau diciumi Sang Mentari Pernah ada lembah-lembah tempat sungai biasa mengalir dan berlari
Mereka pernah menjadi suatu bagian yang kekal
Padang-padang hijau pernah terpanggang mentari, lenyap dari lembah-lembah tempat sungai mengalir
Bagaimana aku bisa menari bila awan-awan hitam menyembunyikan siang!
Aku hanya mengetahui, disini tak ada sesuatu untukku
Tetapi aku kan terus menanti sampai engkau belajar suatu hari
Tentang padang-padang hijau yang mengembara
Tentang mentari bersinar sekalipun tertutup awan adalah asal dari pengembalian
Pulang…..pulanglah kepada padang-padang rumput yang tak terpanggang mentari
Akan kau temukan kebahagiaan dari hidup yang diberikan oleh Sang Kekal

resapan rasa ketika komik lecek Kho ping ho bicara
Nu legawa


“ Cinta itu bergerak senantiasa. Bagaikan air hidup yang lincah mengalir antara kedua jiwa. Hanya biarkanlah masing-masing menghayati ketunggalannya (Khahlil Gibran)”

Thursday, October 23, 2008

adsense&makesense

AdsensE & MakesensE

hidup apakah sesuai dengan yang kita inginkan atau kita bayangkan?
Dengan latar berbeda pula, pola pikir tentang hidup orang timur dan orang barat beda. Ciri manusia yang hidup di barat berpikir melawan itu kuat, diam itu lemah, melawan itu cerdas dan pasrah itu tolol.
Semakin gencarnya semua informasi dengan alat media dari televisi, internet, radio dan yang lainnya pola hidup ala barat menyebar cepat. Banyak manusia timur mengalami kebingungan karena roh masih timur dengan berbaju barat.
Mengapa sekarang banyak manusia yang stres, mengapa banyak manusia yang depresi, penyakitan, konflik dan perang, karena intinya mereka terus melawan. Ada yang orang biasa pengen jadi presiden, ada yang sebagai pegawai pengen cepet kaya seperti pengusaha, yang guru pengen jadi kepala sekolah dan lain-lain.
Mereka menolak kehidupan hari ini agar diganti jadi kehidupan yang lebih baik. Memang tidak ada larangan seseorang pengen jadi presiden atau pengusaha atau penguasa, hanya alam mengajarkan, semua ada sifat alaminya.
Seperti ikan sifatnya berenang, burung terbang, kijang berlari. Dan konon dahulu para binatang ini iri pada manusia karena memiliki sekolah. Mereka tak mau kalah, lalu didirikannya sekolah terbang dengan gurunya burung, sekolah berenang dengan gurunya ikan dan sekolah lari dengan gurunya kijang. Setelah mencoba bertahun-tahun semua binatang itu kelelahan. Di puncak kelelahan itu mereka sadar bahwa masing-masing mempunyai sifat alami. Dan puncak pencarian hidup bertemu saat seseorang mulai tahu diri. Semua manusia ketika bertemu dengan persoalan atau penderitaan langsung bereaksi mau dan pengen cepat mengakhirinya. Jenuh langsung cari hiburan, sakit langsung buru-buru berobat. Itulah bentuk nyata dari hidup yang melawan. Apa saja yang dilawan akan bertahan. Ini yang menunjukkan mengapa sejumlah kehidupan tidak pernah keluar dari terowongan kegelapan dan ketidakpuasan....karena terus melawan. Berbeda dengan hidup kebanyakan orang yang penuh perlawanan, dijalan orang-orang yang ingat akan kesadaran akan hidupnya manusia diajarkan dengan tidak melawan, mengenali tanpa mengadili, melihat tanpa mengotak-ngotakkan, mendengar tanpa menghakimi.
Bosan, jenuh, sakit, sehat, susah, senang, sedih semua di coba dikenali tanpa diadili. Mereka yang rajin berlatih mengenali tanpa mengadili, suatu hari akan mengerti. Dalam bahasa inggris mengerti berarti understanding, bila dibalik menjadi standing under.
Seperti kaki meja, meskipun berat ia akan menahan, ia akan berdiri tegak menahan meja.
Hidup itu adalah ketika ada persoalan tidak terburu-buru dienyahkan, penderitaan tidak cepat-cepat disebut sebagai hukuman, tetapi dengan tekun ditahan, dikenali dan dipelajari. Setelah itu terbuka rahasianya, ternyata keakuan adalah akar semua penderitaan. Semakin besar keakuan semakin besar penderitaan, begitu juga sebaliknya.
Keakuan ini yang suka melawan. Ketika kita telah mengerti sedalam-dalamnya sampai keakar-akarnya tentang permasalahan, penderitaan diterangi dengan cahaya kesadaran diri. Tidak ada perbedaan antara mendengarkan burung bernyanyi dan suara orang mencaci. Keduanya hanya didengar, yang bagus tak menimbulkan kesombongan dan yang jelek tak menjadi bahan kemarahan. Pujian berhenti menjadi bapaknya kecongkakan. Makian berhenti menjadi ibunya permusuhan. Di saat melihat hanya melihat, di saat mendengar hanya mendengar. Tak usah khawatir, semua sudah, sedang dan akan berjalan baik. Burung tak sekolah, tak mengenal kecerdasan tetapi terhidupi rapi oleh alam. Apalagi manusia. Tanpa perlawanan paham melalui praktek bukan dengan intelek jika keakuan akar kesengsaraan. Begitu kegelapan keakuan diterangi kesadaran, ia lenyap tidak ada yang perlu dilawan.
Oleh karena itu selama ketidakadilan bertempur dengan keadilan, selama itu pula kehidupan mengalami keruntuhan. Hanya saling mengasihi yang bisa mengakhiri keruntuhan.

Dari rasa dari raba dari raga
Nu legawa

biokimiacinta

B I O K I M I A C I N T A

Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan hubungan entah antara dirinya dengan manusia lain, dengan lingkungan, dengan dunia luas, bahkan dengan Tuhan yang menciptakannya.
Kodrat mula manusia hadir di muka bumi dalam kesendirian. Secara alamiah ia berusaha untuk menciptakan hubungan. Salah satunya yang mungkin terpenting dalam pencarian hubungan itu adalah apa yang kita kenal dengan cinta. Seperti kandungan perasaan yang timbul dari kegelisahan akan keterpisahan atau keterpencilan.
Bagi manusia dewasa, cinta merupakan perwujudan penyatuan yang utama, yang memberikan kemungkinan manusia menemukan manusia lain dalam dirinya, walaupun individualitasnya tetap terjaga.

Penyatuan tanpa peleburan.
Dimana bukan saling memiliki yang terjadi tetapi memberi kapasitas yang sama baik dalam memberi maupun menerima. Bila ketika manusia berusaha memiliki sesamanya, disitu tidak ada hubungan aku-engkau, dimana tidak ada atau lenyapnya kesetaraan. Karena pada dasarnya keberadaan ”aku” ditentukan oleh adanya ”engkau” dalam aku.

Kesendirian manusia tetap akan terjadi apabila tidak ada pengakuan dalam dirinya tentang orang lain. Begitu pula dalam hubungan karena cinta, kesendirian dan kehampaan terjadi bukan karena lenyapnya siapa yang dicintai, tetapi lebih pada hilangnya ”engkau”.

Semacam apa yang tejadi saat kita menyatakan telah ”jatuh cinta”. Sejatinya cinta tidak pernah jatuh sebab cinta yang jatuh memiliki bawaan yang pingin mendominasi dan memiliki secara lebih. Cinta adalah standing in (bertahan di dalam). Dan karena cinta adalah tindakan, maka pertama-tama cinta adalah memberi dalam artian yang produktif. Maka cinta yang hampa adalah cinta yang hanya memberi tanpa menerima.

Sementara itu cinta yang bermakna memiliki, maka yang terjadi adalah semacam cinta yang tak berbalas dan penderitaan pun terjadi.
Manusia yang memiliki pada dasarnya dimiliki, dan disanalah penderitaan itu berada. Dan manusia yang memiliki cinta seperti ini hanya akan menjadi objek dari penderitaannya. Dan bila cinta dimaknai secara benar, maka akan terwujud ketulusan hati. Ia akan tetap menjadi dirinya sendiri, bukan suatu pribadi lain yang sepi. Walaupun derita masih ada, ia berperan, sadar dan berproses menjadi sesuatu yang terus ”menjadi”.
Bila kehampaan cinta antar manusia tetap terjadi, seseorang mengalami apa yang disebut ”kembali ke asal”. Awal dari kesunyian manusia di dunia. Sehingga ia mulai terdesak untuk mencari-cari hubungan yang baru yang dianggapnya memiliki kemampuan saling memberi dengannya. Pada titik ini, cinta dapat menjadi sebuah aksi pencarian yang berkesinambungan. Karena betapapun hampa cinta itu, ia tetap membuat manusia terus berbuat dan mencari cinta yang mampu mengatasi kesendirian sebagai manusia.

Kesempurnaan cinta adalah antara hubungan manusia dengan penciptanya. Karena dalam hubungan ini manusia senantiasa menemukan dirinya sebagai subjek. Yang aktif dalam menyempurnakan hubungan, menyempurnakan cinta dan menyempurnakan dirinya. Dan inilah makna terdalam dari hubungan cinta pada satu hal yang ”Maha Sempurna”. Memberikan peluang terbaik bagi manusia mewujudkan semua kesempurnaan.

Manusia adalah makhluk dimensi sosial, biologis dan spiritual sekaligus. Yang dengan ketiga dimensi itu mencari cintanya sendiri-sendiri. Sebuah pencarian kompleks yang tak terhindar dan membuat manusia selalu berada dalam gejolak kegelisahan. Keadaan itu pulalah yang membuat hidup manusia senantiasa menjadi fenomena yang menarik.

Pencarian cinta, yang kadang bergerak di antara satu kehidupan ke kehidupan yang lainnya. Membuat manusia seharusnya menjadi kian matang, kian dewasa, kian mampu bukan hanya memaknai, tetapi mampu mengatasi kehampaan itu. Dan beruntunglah manusia yang berproses menjadi seperti itu. Pada puncak dari pencarian, peran dan fungsinya itulah, kebahagiaan manusia terletak dan terwujud.

Betapa bersyukurnya manusia sebagai makhluk sosial, rakyat dari sebuah semesta yang berhasil mencapai tingkat-tingkat kebahagiaan itu.


Kubaca, Kurasa, Kumakna
nu legawa